merah biru

Tentunya teman-teman telah mengetahui merah dan biru merupakan warna dasar dalam kehidupan ini (selain warna hijau tentunya). Namun kali ini saya akan bercerita apakah merah dan biru dalam kehidupan saya pada kesempatan kali ini.

Cerita berawal dg si “BIRU” yang merupakan warna dasar pada logo Himpunan kemahasiswaan di mana saya berkuliah dulu. Himpunan Mahasiswa Fisika disingkat (HIMAFI) sepertinya sudah sangat terkenal di kalangan mahasiswa kampus C Mulyorejo Unair. Bersama si “BIRU” saya mengalami banyak hal, mulai dari kuliah, OSPEK, menjadi panitia, mengerjakan tugas, praktikum, bertemu dg dosen, alumni, menjadi asisten dosen, bermalam di kampus dst.

Bersama si “BIRU” saya menemukan jalan hidup saya lewat berorganisasi kampus, diskusi2, tak ketinggalan jg kegiatan mahasiswa yg tak bs lepas tiap minggunya yaitu nonton. Hampir seminggu sekali saya lewatkan jam plg kampus untuk menikmati film terbaru saat itu. Maklum kalau hari senin masih ada nomat (HTM Rp 10.000,00)

Dg si “BIRU” saya menemukan prinsip2 hidup dalam diri saya. Saya bs bekerja jg karena ilmu yg saya terima bersama si “BIRU”. Dg pekerjaan baru saya saat lulus wisuda S1 saya sangat bersemangat untuk membuat handout bagi mahasiswa yg saya ajar. Saya targetkan 1 minggu 1 bab. Karena saya mengajar dalam 1 semester alhamdulillah semua materi bisa saya kumpulkan dan bs saya cetak, meskipun tidak dijual secara umum.

Saya punya cita-cita untuk menrbitkannya secara umum suatu hari nanti. Waktu terus bergulir hingga saya memutuskan untuk memantau ke ibu kota. Kesempatan pertama saya di ibu kota tidaklah terlalu menggembirakan, saya hampir putus asa ingin pulang kampung kembali mengajar mahasiswa saya di Surabaya.

Hampir gagal di ibu kota menjadikan saya bertemu dg si “MERAH”. si “MERAH” tidak lain adalah warna dasar dari logo tempat saya bekerja. Nama perusahaannya adalah SINOTIF, SINOTIF merupakan akronim dari tiga kata Sistematis, Inovatif dan Edukatif. Bersama si “MERAH” cita-cita awal saya ingin menerbitkan buku menjadi terlena. Saya menjadi lupa karena asyik mengajar dan mengerjakan tugas kantor.

Saya menjadi lupa hingga hampir 5 tahun, tepatnya 23 Juni saat Bapak Hindra Gunawan (owner dan Presiden Direktur Sinotif) melaunching buku keduanya. Buku kedua beliau diberi judul “Mindset Siswa Sukses”. Saya sangat tertarik dari awal membaca judul dari Bab I “Perbedaan Siswa Hebat dan Tidak Hebat”. Cerita di dalam Bab I ini mengingatkan diri saya saat sekolah dulu, di mana tanpa kenal rasa menyerah saya terus mengerjakan tugas baik dari guru maupun dosen. Meskipun tugas tersebut harus dikumpulkan keesokan harinya atau pun minggu depannya, saya tetap dengan rutin mengerjakan tugas tersebut pulang sekolah ato kampus hingga malam hari bahkan hingga pagi. Terima kasih sahabat baik saya di kampus yg sering meminjamkan laptopnya untuk saya mengerjakan tugas kampus. Saya banyak berhutang padanya dan keluarganya.

Di saat membaca Bab II “Jaring Laba-Laba yang berubah Menjadi Jeruji Besi” saya mulai tersadar bahwa begitu banyak jaring laba-laba yang menjerat diri saya sehingga saya tidak bebas seperti terpenjara dalam jeruji besi. Saya seperti nyaman dalam keadaan santai melupakan cita-cita awal dulu saat wisuda.

Setelah membaca Bab III “Perbedaan 1 derajat yang memberikan dampak besar” saya menjadi mantap dan yakin untuk merestart proyek dan ide gila saya dulu. Setelah membaca buku saya begitu ingin mencurahkan perasaan saya namun saya mengerti kesibukan Bapak Hinda Gunawan yang tidak bisa diganggu sepertinya. Hingga saya menundanya hampir 1 minggu, karena kakek saya meninggal dunia pada tanggal 26 Juni 2014 saya harus pulang ke Surabaya.

Malam diberi kabar meninggalnya kakek, saya berusaha mencari tiket pulang secepat mungkin berharap bisa melihat jenazah untuk yang terakhir kalinya. Meski saya bisa naik pesawat dg penerbangan pertama dari Cengkareng namun saya baru bisa sampai ke Surabaya esok paginya. Dan ternyata jenazah kakek saya sudah dikuburkan malamnya langsung.

Saya ikhlaskan itu semua dan mencoba melakukan apa yg bisa dilakukan, seperti membaca doa bagi kakek. Ziarah kubur di pusara kakek, nenek dan budhe2 saya di desa. Setelah urusan saya di Surabaya selesai saya berjanji untuk menemui Bapak Hindra Gunawan sesampainya saya di Jakarta Minggu pagi. Saya berangkat dari rumah Surabaya jam 3.30 pagi setelah makan sahur, take off pesawat jam 6.15, landing jam 7.30 pg di Cengkareng dan sampai di kosan saya di Sunter jam 8.15. Saya langsung mandi dan pergi ke rumah Bapak Hindra Gunawan pukul 9.00

Di rumah beliau saya bercerita banyak, saya sempatkan meminta tanda tangan di buku “Mindset Siswa Sukses” yang saya miliki. Kurang lebih 3 jam kita bercengkerama membahas beberapa ide gila saya dan berkonsultasi peluang apa saja yang mungkin bisa saya kerjakan. Saking asyiknya Bapak Hindra Gunawan melupakan sejenak untuk tidak makan dan minum karena pada hari itu adalah hari pertama saya puasa di bulan Romadhon 1435 H.

Thanks to Mr. Hindra Gunawan telah membangkitkan spirit saya untuk kembali berkarya menghasilkan hal-hal hebat. Saya sangat yakin bahwa semakin hebat hal yang saya kerjakan semakin hebat pula hambatan yang saya terima. Karena malam tadi saya punya masalah dengan teman yg mengakibatkan tali silaturahmi kami putus. Tapi yg pasti saya berjanji kelak saya akan lebih hebat dr nya dan saya berjanji teman saya pasti menyesal telah memutuskan tali silaturahmi dg saya.

Ini adalah lecutan semangat yg begitu besar tak terkira dampaknya, yang pasti saya berjanji dalam 1 bulan selama puasa ini saya bisa menghasilkan 1 karya. Next month semoga ada 1 karya lagi. Sehingga dalam 1 semester berharap bisa ada 5-6 karya dari saya yg siap cetak dan bermanfaat bagi Indonesia. Serta menyelesaikan tugas online learning dari kantor sehingga dapat menyentuh seluruh masyarakat Indonesia untuk terus belajar. Maju terus dunia pendidikan, ayo para guru untuk bangkit meningkatkan kreativitas mencerdaskan bangsa
Akhirul kalam jika ada kebaikan dari tulisan saya ini tidak lain semua datangnya dari Allah, namun apabila banyak salahnya semua itu karena saya hanya manusia biasa yg tak luput dari khilaf. Jadi mohon dimaafkan. Wabilatofik walhidayah wassalamualaikum wr. wrb